Buletin Dakwah Fikkratunnajiah

Sabtu, 07 Februari 2015

Edisi 1 No 1 Tips Memperbaiki Niat

01.24 Posted by Unknown No comments
 
  Hati merupakan awal yang mendasari segala perbuatan makhluk. Tidak dapat dipungkiri lagi, hati lah yang membuat perkara itu mungkin saja terjadi atau tidak terjadi. Hati yang didalamnya terdapat sebuah niat, yang dapat menjadikan perkara itu berguna atau tidak, berpahala atau tidak. Berbicara tentang niat, cukuplah sebuah perkataan yang menakjubkan dan indah dari junjungan kita Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam :


عَنْ عُمَرَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّه عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِنَّمَا الْأَعْمَالُ بِالنِّيَّةِ وَلِكُلِّ امْرِئٍ مَا نَوَى فَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ إِلَى اللَّهِ وَرَسُولِهِ فَهِجْرَتُهُ إِلَى اللَّهِ وَرَسُولِهِ وَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ لدُنْيَا يُصِيبُهَا أَوِ امْرَأَةٍ يَتَزَوَّجُهَا فَهِجْرَتُهُ إِلَى مَا هَاجَرَ إِلَيْهِ 

Dari Umar Radhiyallahu‘anhu, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Amal itu tergantung niatnya, dan seseorang hanya mendapatkan sesuai niatnya. Barang siapa yang hijrahnya kepada Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya kepada Allah dan Rasul-Nya, dan barang siapa yang hijrahnya karena dunia atau karena wanita yang hendak dinikahinya, maka hijrahnya itu sesuai ke mana ia hijrah.” (HR. Bukhari, Muslim, dan empat imam Ahli Hadits)

Imam Bukhari menyebutkan hadits ini di awal kitab shahihnya sebagai mukadimah. Hadits diatas secara gamblang menjelaskan kedudukan niat sebagai patokan amal seorang hamba. Jika dunia yang ia cari maka ia akan mendapatkan ganjaran sesuai yang diniatkannya dan apabila wajah Allah Ta’ala dan keridhaanNya yang dicari maka di situlah letak kemuliaannya. Berbicara tentang keutamaan hadits ini, banyak sudah perkataan sahabat dan ulama yang menyebutkan keutamaan dan kedudukannya, diantaranya perkataan salah seorang sahabat Abu Abdillah Rahimahullah, “Tidak ada hadits-hadits Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam yang lebih banyak, kaya dan dalam faedahnya daripada hadits ini”. Abdurrahman bin Mahdiy berkata, “Kalau seandainya saya menyusun kitab yang terdiri dari beberapa bab, tentu saya jadikan hadits Umar bin Al Khatthab yang menjelaskan bahwa amal tergantung niat ada dalam setiap bab”.
Memperbaiki niat memang bukan merupakan hal yang mudah. Karena saking susahnya, sampai-sampai ada seorang ulama yang berkata, “memperbaiki niat adalah hal yang paling susah yang aku lakukan daripada ilmu yang lain”. Sekarang pembahasan kita terlepas dari bentuk dan tata cara niat itu sendiri. Baik itu dilafalkan lisan atau tidak, atau apakah ada lafadz khusus atau tidak. Akan tetapi yang harus kita titik beratkan adalah bagaimana cara untuk memperbaiki dan meluruskan niat itu sendiri. Biarlah masalah itu kita pelajari setelah niat kita selamat. Karena merupakan kecelakaan dan kesalahan yang fatal apabila kita salah dalam berniat. Pekerjaan dan amalan yang di lakukan beratus-ratus bahkan beribu-ribu kali menjadi sia-sia tanpa balasan (read: pahala) yang berarti.
Banyak orang yang bertanya-tanya bahkan tidak tahu bagaimana cara untuk meluruskan niat dan bagaimana cara membersihkan niat dari segala macam kotoran. Berikut beberapa cara untuk memeperbaiki niat kita :

Mempelajari Ilmu Syariah
Karena dengannya kita mengetahui dan mengenal Allah Ta’ala baik itu perintah, larangan, serta mengetahui utusan-Nya Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam, risalah yang dibawa beliau, membedakan amal yang halal dan haram, yang dicontohkan atau yang dilarang untuk dilakukan. Sehingga akan menumbuhkan rasa takut dan tunduk yang akan menjadi ketatan kepada Allah Ta’ala dalam diri kita dan menjadikan kita lebih dekat dengan-Nya. Allah Ta’ala berfirman: “Sesungguhnya yang benar-benar takut kepada Allah diantara para hamba-Nya adalah para ulama’.” [Faathir : 28]

Pebanyak Membaca Al-Quran dan Mentadaburinya
Salah satu nama lain dari Al-Quran adalah Assyifa, yang berarti obat. Al-quran merupakan obat yang mujarab untuk berbagai macam jenis penyakit, baik penyakit jasmani maupun rohani. Lebih-lebih mengobati penyakit hati dan menjadi obat yang mencegah jiwa dari berbagai macam niat dan perbuatan jahat.
Allah Ta’ala berfirman: “Dan Kami turunkan dari Al-Qur`an suatu yang menjadi penyembuh dan rahmat bagi orang-orang yang beriman dan Al-Qur`an itu tidaklah menambah kepada orang-orang yang dzalim selain kerugian.” (Al-Isra`: 82)  

Mengetahui Macam-Macam Penyakit Hati
Mencari tahu macam-macam penyakit hati dan berusaha untuk menjauhinya. Serta mengetahui macam-macamnya (seperti hati yang sakit, hati yang mati, dan hati yang selamat), dan berusaha untuk mengobatinya jika sudah merasa terjangkit atau merasa ada gejala dari penyakit hati. Karena jika hati bersih, maka akan bersih pula niat yang dihasilkan.

Memperbanyak Istighfar
Dengan memperbanyak istigfar Allah Ta’ala akan memberikan kehidupan yang lebih baik, menumbuhkan rasa aman, damai dan ketenangan jiwa Allah Ta’ala berfirman: “Dan hendaklah kamu memohon ampunan kepada Tuhanmu serta bertobat kepada-Nya, niscaya Dia akan memberi kenikmatan yang baik kepadamu sampai waktu yang telah ditentukan. Dan Dia akan memberikan karunia-Nya kepada setiap orang yang berbuat baik. Dan jika kamu berpaling, maka sungguh, aku takut kamu akan ditimpa azab pada hari yang besar (kiamat).” (Hud : 3)

Menjauhi Tempat-Tempat Maksiat
Seperti layaknya hijrah Nabi Shalallahu ‘alaihi wa sallam, perintah nabi yang memerintahkan kaum muslimin untuk berhijrah dari Makkah ke Habasyi (Ethiopia sekarang), menunjukkan betapa pentingnya untuk berpindah dari tempat yang penuh kemaksiatan dan berlumuran dosa menuju tempat yang aman, tenang dan cocok untuk beribadah. Karena bagaimana pun lingkungan memiliki pengaruh yang sangat besar dalam membentuk karakter kepribadian seseorang. Jika ia tumbuh di lingkungan yang penuh maksiat, maka bisa dipastikan ia tumbuh menjadi pribadi yang jauh dari ketaatan, hati yang kotor, dan niat yang selalu berjurus kepada kemaksiatan kepada Allah Ta’ala. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Seorang hamba apabila melakukan suatu kesalahan, maka di titikkan dalam hatinya sebuah titik hitam dan apabila ia meninggalkannya dan meminta ampun serta bertaubat, hatinya dibersihkan dan apabila ia kembali maka ditambahkan titik hitam tersebut hingga menutup hatinya, dan itulah yang diistilahkan “Ar raan” yang Allah sebutkan: kallâ bal râna ‘alâ qulûbihim mâ kânû yaksibûn [sekali-kali tidak (demikian), sebenarnya apa yang selalu mereka usahakan itu menutupi hati mereka] (QS al-Muthaffîfîn, 83: 14)

Memperbanyak Mengingat Kematian
Kematian yang bagi sebagian orang memilih untuk menghindarinya, merupakan obat yang paling mujarab untuk membersihkan niat. Dengan mengingat kematian, seseorang akan selalu mengingat Tuhannya. Dengan mengingat kematian, seseorang akan berusaha berbenah diri, berbekal dengan amal amal soleh, mendekat dengan surga dan menjauhkan diri dengan neraka.
Rasululah Shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Perbanyaklah mengingat mati karena mengingat mati dapat menghalangi dosa dan mendatangkan zuhud terhadap dunia.”

Berteman Dengan Orang Sholeh Dan Mengikuti Amalannya
Seperti yang telah disabdakan oleh baginda Nabi Shalallahu ‘alaihi wasallam: ”Agama seseorang dilihat dengan siapa ia berteman”. Begitu juga dengan perumpamaan teman yang di contohkan oleh nabi, yaitu teman yang baik seperti seorang penjual minyak wangi, jika tidak mendapat minyaknya maka minimal mendapat wanginya. Sedangkan perumpamaan teman yang buruk bagaikan seorang pandai besi, jika tak dapat baunya, maka pasti akan dapat percikan apinya.

Menjaga Pandangan Dari Yang Bukan Halal Untuk Dilihatnya
Maksiat berasal dari mata, lalu turun ke hati, kemudian kemaluanlah yang membenarkan atau mendustakannya. Begitu dahsyatnya kekuatan mata, dari matalah sumber segala kemaksiatan. Jika seseorang tak pandai menjaga mata dan kemaluannya, itulah sejelek-jelek dan serugi-ruginya manusia. Jika mata sudah terbiasa melihat yang kotor, maka pikiran akan kotor, jika pikiran sudah kotor, maka tentulah hati sangatlah kotor.

Demikianlah beberapa hal yang dapat membersihkan dan meluruskan niat kita, begitu remeh jika kita melihatnya, namun betapa sulit dan lemah jiwa ini untuk mengontrolnya. Mudah-mudahan kita merupakan orang-orang yang diberkahi oleh Allah Ta’ala, yang dikaruniai hati yang bersih, jiwa yang murni dan niat yang suci. Tidaklah tulisan ini dibuat kecuali Insya allah untuk mendekatkan diri kepada Allah Ta’ala dan mengharap keridhaanNya. Wallahu a’lam bisshawab.

 Penulis : Rahadhon Arribath (Mahasiswa Al-Azhar Cairo)

0 komentar:

Posting Komentar

Komentar Bijak dan Sopan adalah salah satu Kepribadian baik seseorang..berkomentarlah sesuai dengan topik pembahasan :)